"Berita" adalah sajian informasi terkini yang mencakup peristiwa penting, fenomena sosial, perkembangan ekonomi, politik, teknologi, hiburan, hingga bencana alam, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Kontennya disusun berdasarkan fakta dan disampaikan secara objektif, akurat, dan dapat dipercaya sebagai sumber referensi publik.
Kota Palangka Raya- Angka Pengangguran kemiskinan terbuka mengalami penurunan , tingkat kemiskinan justru meningkat pada tahun 2024. Data terbaru dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Kalimantan Tengah mengungkap fenomena menarik di Kota Palangka Raya.
Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, memberikan penjelasan terkait kondisi ini. Menurutnya, meskipun pemerintah berhasil menekan penurunan, peningkatan jumlah penduduk dan arus migrasi menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan angka kemiskinan.
Tren Pengangguran vs Kemiskinan: Dua Sisi yang Berbeda
Berdasarkan laporan BPK, tingkat kemiskinan terbuka di Palangka Raya menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, angka kemiskinan justru naik dari 10,31% (2023) menjadi 10,7% (2024) .
Fairid menjelaskan bahwa penurunan kemiskinan tidak serta-merta diikuti oleh penurunan kemiskinan. Salah satu penyebabnya adalah tingginya arus pendatang ke Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi.
“Memang angka kemiskinan bisa kita tekan, tapi naiknya kemiskinan ini juga dipengaruhi oleh banyaknya saudara-saudara kita dari luar daerah yang datang ke Palangka Raya. Sebagian dari mereka belum langsung mendapat pekerjaan, apalagi di sini didominasi sektor jasa,” ujar Fairid.
Angka Pengangguran Turun, Tapi Kemiskinan Naik di Palangka Raya
Sebagai pusat pemerintahan dan pendidikan di Kalimantan Tengah, Palangka Raya menjadi magnet bagi pendatang dari berbagai daerah. Mereka datang dengan harapan mendapatkan pekerjaan, melanjutkan pendidikan, atau mengikuti pelatihan.
Namun sektor formal tidak mampu menyerap semua pendatang secara instan . Akibatnya, sebagian dari mereka terpaksa bekerja di sektor informal dengan upah rendah atau bahkan pengangguran sementara, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan angka kemiskinan.
Fairid menegaskan bahwa pertumbuhan penduduk selalu diikuti oleh tantangan sosial, termasuk kemiskinan dan kemiskinan. Namun, ia memastikan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga agar angka kemiskinan tidak melampaui rata-rata provinsi maupun nasional.
Analisis Jangka Panjang Lebih Penting Daripada Tren Sesaat
Wali Kota Fairid menekankan bahwa menurunkan angka kemiskinan dan kemiskinan harus dilihat dalam jangka panjang , bukan hanya dari satu tahun ke tahun berikutnya.
“Kita fokus pada arah tren jangka panjang. Kalau kurvanya bisa tetap turun atau landai, berarti kita berada di jalur yang benar,” jelasnya.
Pemerintah Kota Palangka Raya terus mengikuti perkembangan ini dan berupaya memperkuat program-program pengentasan kemiskinan, seperti:
Pelatihan keterampilan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja.
Pemberdayaan UMKM agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi.
Peningkatan akses pendidikan dan kesehatan untuk mengurangi beban hidup warga miskin.
Tantangan Pembangunan yang Harus Diantisipasi
Fenomena kemiskinan turun tetapi kemiskinan naik di Palangka Raya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak selalu sejalan dengan kesejahteraan masyarakat. Faktor migrasi, ketimpangan upah, dan daya serap sektor formal menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Pemerintah kota diharapkan dapat memperkuat kebijakan yang pro-pekerja lokal sekaligus mengoptimalkan program perlindungan sosial agar kemiskinan tidak terus meningkat. Dengan pendekatan yang tepat, Palangka Raya dapat mencapai pertumbuhan inklusif yang benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.