Kota Palangka Raya- Gian Piero Gasperini dari Atalanta ke AS Roma menjadi salah satu transfer paling menarik di Serie A musim panas ini. Setelah sembilan tahun sukses membesarkan Atalanta menjadi kekuatan baru Eropa, pelatih asal Italia itu memutuskan untuk menerima tantangan baru di ibu kota. Padahal, Juventus—raksasa Serie A—juga dikabarkan tertarik merekrutnya.
Lantas, mengapa Gasperini lebih memilih AS Roma? Berikut tiga alasan utama di balik keputusannya.
1. Pencarian Tantangan Baru Setelah Mencapai Puncak dengan Atalanta
Gasperini telah menorehkan sejarah gemilang bersama Atalanta. Di bawah asuhannya, La Dea berubah dari tim papan tengah menjadi penantang serius di Serie A, bahkan berhasil menjuarai Liga Europa 2023-2024 dan rutin bermain di Liga Champions. Namun, setelah memaksimalkan potensi tim, Gasperini merasa perlu mencari angin segar.
“Saya merasa sudah memberikan semua yang saya bisa untuk Atalanta. Sekarang, saya butuh proyek baru yang bisa memacu adrenalin saya,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
AS Roma, dengan segala kompleksitas dan ambisinya, menjadi tantangan menarik baginya. Berbeda dengan Juventus yang sudah mapan, Roma menawarkan ruang untuk membangun sesuatu dari awal.
2. Kepercayaan Penuh dari Manajemen AS Roma
Faktor lain yang menarik Gasperini adalah kepercayaan besar yang diberikan oleh pemilik klub, Dan dan Ryan Friedkin. Mereka tak hanya menawarkan kontrak menggiurkan, tetapi juga memberikan jaminan kontrol penuh atas proyek tim.
Bahkan, Claudio Ranieri—pelatih sementara Roma—turut mendorong kepindahan ini. “Gasperini adalah pelatih brilian. Dia punya visi yang jelas, dan Roma membutuhkan sosok seperti dia,” kata Ranieri.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3620394/original/038036300_1635837930-000_9QT7ZD.jpg)
Baja Juga : Prabowo Resmikan Kantor DPD Gerindra di Banten
Pertemuan rahasia di Tuscany antara Gasperini, direktur olahraga Florent Ghisolfi, dan para pemilik klub semakin mempertegas komitmen Roma untuk membangun tim yang kompetitif.
3. Proyek Jangka Panjang yang Lebih Menjanjikan
Jika Juventus menawarkan tekanan instan untuk langsung berkompetisi meraih Scudetto, Roma justru memberikan kesempatan untuk membangun tim secara bertahap. Gasperini melihat potensi besar dalam skuad Roma, terutama dengan adanya pemain muda berbakat seperti Edoardo Bove dan Lorenzo Pellegrini.
Selain itu, Roma memiliki basis fans yang fanatik dan stadion megah, Olimpico, yang bisa menjadi fondasi untuk menciptakan tim yang solid. Gasperini yakin, dengan dukungan manajemen dan transfer yang tepat, Roma bisa kembali bersaing di papan atas Serie A dan Eropa.
Penolakan terhadap Juventus: Mengapa?
Meski Juventus adalah klub lebih bergengsi, Gasperini ragu dengan stabilitas mereka. Masalah finansial dan ketidakpastian struktur manajemen membuatnya berpikir dua kali. Selain itu, di Roma, ia akan menjadi prioritas utama, sementara di Juventus, ia mungkin hanya menjadi “pilihan cadangan” jika proyek pelatih lain gagal.
Apa yang Bisa Diharapkan dari Gasperini di AS Roma?
Gasperini dikenal dengan gaya menyerangnya yang agresif dan kemampuan mencetak pemain muda. Jika sukses, Roma bisa menjadi tim yang menghibur dan kompetitif, mirip dengan Atalanta era Gasperini. Tantangannya adalah mengelola ekspektasi tinggi fans Roma yang haus trofi.
Kesimpulan:
Kepindahan Gasperini ke Roma bukan sekadar soal uang atau gengsi, melainkan tentang visi dan kepercayaan. Jika proyek ini berjalan mulus, AS Roma bisa kembali menjadi kekuatan yang disegani di Italia dan Eropa. Bagaimana menurutmu? Apakah Gasperini pilihan tepat untuk Roma?